Donderdag 30 Mei 2013

TEORI PRODUKSI DENGAN SATU FAKTOR BERUBAH
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
1. HUKUM HASIL LEBIH YANG SEMAKIN BERKURANG
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan sifat pokok dari hubungan di antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila factor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akibatnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun. Dengan demikian pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan di antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu
v  Tahap pertama: produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat.
v  Tahap kedua: produksi total pertambahannya semakin lambat.
v  Tahap ketiga: produksi total semakin lama semakin berkurang.
Dalam tabel 9.1 dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi suatu barang pertanian di atas sebidang tanah yang tetap jumlahnya, tetapi jumlah tenaga kerjanya berubah-ubah. Dalam gambaran itu ditunjukkan bahwa produksi total yang ditunjukkan dalam kolom (3) mengalami pertambahan yang semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2, dan 2 menjadi 3. maka dalam keadaan ini kegiatan memproduksi mencapai tahap pertama. Dalam tahap ini setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar dari yang dicapai pekerja sebelumnya. Dalam analisis ekonomi keadaan itu dinamakan produksi marginal pekerja yang semakin bertambah. Data dalam kolom (4) – yaitu data produksi marginal pada tahap pertama, menggambarkan keadaan tersebut.
TABEL 9.1 (hubungan jumlah tenaga kerja dan jumlah produksi)
Tanah
(hektar)
(1)
Tenaga kerja
(orang)
(2)
Produksi total
(unit)
(3)
Produksi marginal
(unit)
(4)
Produksi rata-rata
(unit)
(5)
Tahap
(6)
1
1
1
1
2
3
150
400
810
150
250
410
150
200
270
Pertama
1
1
1
1
1
4
5
6
7
8
1080
1290
1440
1505
1520
270
210
150
65
15
270
258
240
215
180
Kedua
1
1
9
10
1440
1300
-80
-140
160
130
Ketiga

Apabila tenaga kerja ditambah dari 3 menjadi 4, kemudian 4 menjadi 5, kemudian 5 menjadi 6, dan selanjutnya 6 menjadi 7, produksi total tetap bertambah; tetapi jumlah pertambahannya semakin lama semakin sedikit. Maka dalam keadaan ini produksi mencapai  tahap kedua, yaitu keadaan dimana produksi marginal semakin berkurang.maksudnya, setiap pertambahan pekerja akan menghasilkan tambahan produksi pekerja sebelumnya.
Pada tahap ketiga, pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total, yaitu produksi total berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8, produksi total masih mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 15 unit. Akan tetapi satu lagi tenaga kerja ditambah dari 8 pekerja menjadi 9 pekerja, produksi totalnya menurun. Produksi total berkurang lebih lanjut apabila tenaga kerja menjadi 10.


2. PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI RATA-RATA DAN PRODUKSI MARGINAL
Kolom (4) menunjukan nilai produksi marginal, yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja digunakan. Apabila L adalah pertambahan tenaga kerja,  TP adalah pertambahan produksi total, maka produksi marginal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

                TP
MP=        L

Sebagai contoh perhitungan, perhatikan keadaan yang berlaku apabila tenaga kerja bertambah dari 4 menjadi 5 orang. Tabel 9.1 menunjukan bahwa produksi bertambah dari 1080 menjadi 1290 (lihat kolom 3), yaitu pertambahan sebanyak 210 (ditunjukan dalam kolom 4). Maka produksi marginal adalah: 210/1= 210. pada tahap pertama produksi marginal adalah bertambah besar. Produksi marginal adalah 250 pada waktu tenaga kerja bertambah dari 1 menjadi 2, dan produksi marginal meningkat sebanyak 410 apabila pekerja bertambah dari 2 menjadi 3. pada tahap kedua produksi marginal semakin menurun besarnya. Ini berarti hokum hasi lebih yang semakin berkurang mulai berlaku mulai semenjak permulaan tahap kedua. Pada tahap ketiga produksi marginal adalah negatif.
Besarnya produksi rata-rata yaitu produksi yang secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja, ditujukkan dalam kolom (5). Apabila produksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L maka produksi rata-rata (AP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

            TP       
AP=     L

Ketika tenaga kerja yang digunakan adalah 2 orang, produksi total adalah 400/2= 200. angka-angka dalam kolom (5) menunjukan bahwa dalam tahap pertama jumlah produksi rata-rata semakin bertambah besar. Apabila 2 pekerja saja digunakan seperti telah ditunjukkan di atas, produksi rata-rata hanya 200. produksi rata-rata mencapai jumlah paling tinggi pada waktu jumlah tenaga kerja adalah 3 dan 4, yaitu pada permulaan tahap kedua (atau pada batas pertama dan tahap kedua). Jumlah produksi rata-rata yang paling tinggi ini adalah 270. sesudah tahap ini produksi rata-rata semakin lama semakin kecil jumlahnya.
3. KURVA PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI RATA-RATA DAN PRODUKSI MARGINAL
Hubungan-hubungan yang baru saja diterangkan di atas antara produksi total,produksi rata-rata,dan produksi marginal dapat digambarkan secara grafik,yaitu seperti yang di tunjukan gambar 9.1 kurva TP adalah kurva produksi total.ia menunjukan hubungan antara jumlah produksi dan jumlah tenaga yang digunakan untuk menghasilkan produksi tersebut.bentuk TP cekung ke atas apabila tenaga kerja yang digunakan masih sedikit (yaitu apabila tenaga kerja kurang dari 3). ini berarti tenaga kerja adalah masih kekurangan kalau dibandingkan dengan faktor produksi lain (dalam contoh produksi lain adalah tanah) yang di anggap tetap Jumlahnya. dalam keadaan yang seperti itu produksi marginal bertambah tinggi,dan sifat ini dapat dilihat dalam kurva MP(yaitu kurva produksi marginal) yang menaik.
Setelah menggunakan 4 tenaga kerja, pertambahan tenaga kerja selanjutnya tidak akan menambah produksi total secepat seperi sebelumnya. Keadaan ini digambarkan oleh (i) kurva produksi marginal (kurva MP) yang menurun, dan (ii) kurva produksi total (kurva TP) yang mulai berbentuk cembung ke atas.
Sebelum tenaga kerja yang digunakan melebihi 4, produksi marginal adalah lebih tinggi daripada produksi rata-rata. Maka kurva produksi rata-rata, yaitu kurva AP, akan bergerak ke atas atau horizontal. Keadaan ini menggambarkan bahwa produksi rata-rata  bertambah tinggi atau tetap. Pada waktu 4 tenaga kerja digunakan kurva produksi marginal memotong kurva produksi rata-rata. Sesudah perpotongan tersebut kurva produksi rata-rata menurun ke bawah – yang menggambarkan bahwa produksi rata-rata semakin merosot. Perpotongan di antara kurva MP dan kurva AP menggambarkan permulaan dari tahap kedua. Pada keadaan ini produksi rata-rata mencapai tingkat yang paling tinggi.
Tahap ketiga dimulai pada waktu 9 tenaga kerja digunakan. Pada  tingkat tersebut kurva MP memotong sumbu datar dan sesudahnya kurva tersebut berada di dalam sumbu datar. Keadaan ini mengggambarkan bahwa produksi marginal mencapai angka yang negatif. Kurva produksi total (TP) mulai menurun pada tingkat ini, yang menggambarkan bahwa produksi total semakin berkurang apabila lebih banyak tenaga kerja digunakan. Keadaan dalam tahap ketiga ini menunjukan bahwa tenaga kerja yang digunakan adalah jauh melebihi daripada yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan produksi tersebut secara efisien

Gambar 9.1 (kurva produksi total, produksi rata-rata dan produksi marginal)

Sadono sukirno, 2002, pengantar teori mikroekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada hlm 193-202

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking