Donderdag 30 Mei 2013

                  
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses orang-orang, alat-alat, tugas-tugas serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa, sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.[1]
Ajaran islam  adalah ajaran yang mendorong umatnya untuk melakukan segala sesuatu dengan secara terorganisasi dengan rapi, sebagaimana yang terdapat dalam surat ash-shaff : 4,

{الحق بلا نظا م يغلبه الباا طل بنظا م}
 
Artinya:
"Hak  kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi, bisa dikalahkan oleh kebatilan yang lebih terorganisir dengan rapi.”
Berdasarkan  maksud ayat diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian sangatlah urgen, kebatilan dapat mengalahkan suatau kebenaran yang tidak terorganisir.[2]
Pengorganisaian berarti para manajer tersebut mengkoordinir sumber daya manusia bahan yang dimiliki organisasi. Istilah pengorganisasian juga dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal seperti cara manajemen merancang struktur formal, bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dan para karyawan. Terakhir cara manajer membagi tugas-tugas yang harus dilakukan oleh bawahannya.[3]


B.     Proses dan Struktur Pengorganisasian
a.      Proses pengorganisasian
Proses pengorganisasaian merupakan proses komunikasai dimana seorang memberi pesan kepada orang lain dan orang lain itu menerima dan melaksanakan isi dari pesannya seperti halnya manajer membagi tugas kepada karyawan ,kemudian tugas itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh karyawan.
 Sumber         pesan           kodenisasi           pesan             kodenisasi       penerima
                                                       Umpan Balik
Dari diagram sederhana diatas menunjukkan :
a.  Komunikasi timbul apabila ada suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sumber kepada pihak lain.
b.  Agar pesan dapat  disampaikan dengan cara yang paling efektif, sumber pesan harus memutuskan bentuk sarana dan wahana  yang hendak digunakannya dalam penyampaian pesan tersebut.
c.  Oleh penerima pesan dilakukan dekodenisasi, yaitu menerjemahkan isi pesan tersebut sedemikian rupa sehinnga bentuk aslinya tetap dipertahankan seperti yang dimaksudkan oleh sumber pesan tersebu.
d. Penerima pesan menyampaikan hasil penerimaannya atas pesan dengan menggunakan satu sistem umpan balik tertentu yang telah disepakati bersama.[4]
Berikut langkah-langkah proses  dalam pengorganisasian:
1.    Pemerincian pekerjaan
 yaitu merinci pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.    Pembagian pekerjaan
 yaitu membagi beban pekerjaan kepada anggota dan tugas yang diberikan didasarkan atas  kemampuan (skill) para anggota.
3.    Pemisahan pekerjaan yaitu dimana  para anggota dipisah-pisah dalam bidang pekerjaannya.  
4.    Koordinasi pekerjaan yaitu dibutuhkan koordinir antara atasan kepada bawahan sehingga pekerjaan dapat teratasi dengan baik dan maksimal.
5.    Monitoring  yaitu  memantau pekerjaan untuk mempertahankan dan meningkatkan efektifitas prkerjaan.[5]
b.      Struktur organisasi
Struktur adalah susunan dan hubungan antar bagian komponen dan posisi dalam suatu perkumpulan. (Stoner dan Wankell 1986). Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Gibson dan kawan-kawannya mereka menekankan bahwa struktur bertalian dengan hubungan yang relatif pasti yang terdapat di antara pekerjaan dan organisasi. Hubungan yang pasti timbul dari proses keputusan sebagai berikut:
1.      Pembagian kerja
Yaitu permasalahan yang berhubungan dengan pembagian kerja bertalian dengan sampai seberapa jauh pekerjaan dispesialisasi.
2.      Departementalisasi
Yaitu proses penggabungan pekerjaan ke dalam kelompok.
 Praktik departementalisasi sering didasarkan atas kebutuhan sebagai    berikut:
a.       Departementalisasi funsional
b.      Departementalisasi teritorial
c.       Departementalisasi produk
d.      Departementalisasi pelanggan
e.       Departementalisasi campuran organisasi divisional.
3.      Rentang kendali
Yaitu permasalahan mengenai berapakah jumlah bawahan yang dapat dikendalikan oleh seorang manajer.
4.      Delegasi kekuasaan
Permasalahan delegasi kekuasaan bertalian dengan keuntungan relatif dari desentralisasi.[6]

C.    Prinsip-prinsip pengorganisasian
Pengorganisasian dimaksudkan agar masing-masing unit pengorganisassian menyadari kedudukan fungsi wewenang dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Agar tujuan pengorganisasian dapat tercapai dengan baik, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.      Setiap unit harus memiliki kesadaran tinggi dan sanggup menerima tujuan yang telah ditetapkan, sehingga semua unit dapat mencapai  tujuan bersama itu.
2.      Pembagian dalam setiap unit harus diatur susuai dengan bidangnya, sehingga antara unit yang satu dengan unit yang lain dapat membedakan tugasnya masing- masing.
3.      Dalam struktur organisasi harus memiliki kesatuan perintah untuk menyeimbangkan tugas diantara unit sebagai dampak adanya  wewenang  dan tanggung jawab agar mengurangi “span of control”.
4.      Struktur organisasi harus sederhana sehingga jalur hubungan kerja  nampak jelas.

.




 
D.    Pembagian Kerja
Sebelumnya sudah dijelaskan dalam prinsip organisasi diantaranya yaitu pembagian kerja, tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja. Pembagian kerja merupakan penjabaran tugas pekerjaan atau dengan kata lain kegiatan dimana tugas diserahkan oleh seseorang kepada satuan-satuan kerja dalam organisasi yang jumlah dan strukturnya disesuaikan dengan beban kerja yang harus dipikul.
Perlu diperhatikan pula bahwa mengorganisasi merupakan pewadahan interaksi antara orang-orang atau antara satuan-satuan kerja tertentu, sifat dan kecenderungan para anggota organisasi bertindak dengan cara tertentu tidak bisa diabaikan begitu saja. Artinya, karena para anggota organisasi berinteraksi satu sama lain, faktor keahlian, kemampuan, bakat, dan pengalaman orang-orang itu harus dijadikan sebagai salah satu bahan dalam menentukan cara pembagian tugas dalam organisasi. Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan di mana individu-individu tidak dapat mencapai sendiri.
Sebagai contoh pembagian kerja dalam tim sepak bola: di mana ada menejer tim, kepala pelatih, asisten pelatih, dokter tim penjaga gawang, dan pemain lainnya. Pembagian kerja ini efektif karena bila hanya komponen kecil dari pekerjaan yang dilaksanakan, kualifikasi personalia yang rendah digunakan, dan latihan jabatan lebih mudah. Gerakan-gerakan dan perpindahan percuma dari komponen pekerjaan yang besar diminimumkan. Lebih dari itu, pembagian kerja mengarahkan penanaman pada peralatan dan mesin-mesin yang efisien untuk meningkatkan produktifitas. Namun demikian, beberapa penulis telah menunjukkan adanya konsekuensi-konsekuensi pada perilaku karyawan sehubungan dengan pembagian kerja, bila hal itu dilaksanakan secara ekstrim. Ini dapat menimbulkan kebosanan, keletihan, monoton dan kehilangan motivasi yang dapat menghasilkan ketidak efisienan dan bukan efisiensi.[7]


[1] Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005, Hlm 60
[2] Didin Hafihuddin, Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, Gema Insani, Jakarta, 2003,Hlm 100
[3] Hani Handoko,Manajemen,BPFE,Yogyakarta, 2011, Hlm 168
[4] Ibid Hlm 63-64
[5] Agus Sabardi, Manajemen Pengantar, Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta, 2001, Hlm 86-88
[6] Siswanto, Pengantar Manajemen, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005, Hlm 85-87
[7] Hani Handoko,Manajemen,BPFE,Yogyakarta, 2011, Hlm 171-172

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking